Ya Allah yang
telah mengijabah segala doa, maafkan
hambamu yang tiada pernah setia ini. Jika
hati mengaku mencintai-Mu namun masih saja ada celah hati ini tergoda dengan
cintanya manusia. Maafkan maafkan Ya Allah, entah berapa kali hamba berjanji
untuk setia kepada-Mu tapi hamba selalu melanggarnya. Sekarang hamba yang
berlumur dosa ini tiada berhak untuk meminta, sedang karunia-Mu begitu banyak.
Seharusnya
sebagai wanita muslimah aku harus mempunyai benteng pertahanan yang kokoh.
Tidak terbuai dengan segala bentuk rayuan apapun. Dan pada akhirnya hanya
menjadi penyakit hati. Karena pusara hati telah diaduk aduk dengan lamunan dan
termakan sejuta roman picisan semu. Astagfirullah..Teguran amat keras dari
Allah SWT.
Sedikit saya
bercerita , Saya pernah mempertahankan cinta yang diambang kehancuran. Bahkan
saya pernah meminta agar semua menjadi normal sedia kala. Kalu difikir, wanita
macam apa yah? Sudah tau lelakinya tiada perduli lagi, ingin meninggalkan,
memutuskan tali silahturahmi, memblokir semua akses hubungan baik bbm, telefon,
dan media sosial lainnya, Ahh,, Astagfirulloh... Teringat bahwa nasehat seorang
sahabat
“ Jika dihatimu masih ada keduniawian, belum
100 % cinta dengan Allah, masih ada cinta manusia, masih mengemis cinta manusia,
maka berhati-hatilah..” “
“ Cinta pada manusia akan berhujung kepada
kekecewaan, bahkan jadi kufur nikmat, maka nanti akan berakibat pada kufur dan
menipisnya iman.”
“ Hati-hati..masih belum terlambat untuk
mengosongkan hati, mengenolkan diri, bertobat dengan Toubat dengan sepenuhnya,
isi hari dengan Cinta-Nya Allah SWT. “
“ Jangan sibuk menangisi dia yang telah
pergi, sibukalah dengan mengingat Allah, sibukalah dengan memperbaiki diri dan
berintropeksi diri, agar pantas dihadapan-Nya bukan pantas dihadapan dia. "Percayalah
bahwa janji Allah itu pasti adanya buat hambanya yang senantiasa memperbaiki
diri dan berloba meraih cinta-Nya. Banyak jalan menuju cinta-Nya asal kita
setia senantiasa istiqomah dan sellalu memakai jubah ketakwaan dan kehormatan
sebagai seorang muslimah"
Subhanallah,
beruntungnya aku punya sahabat yang selalu mengajak dan membangkitkan aku
kepada kearifan dan kebenaran. Lagi-lagi dituntun untuk bangkit dan meraih
cinta-Nya Allah. Lagi-lagi aku disadarkan bahwa memang benar selama ini hatiku
tiada setia dipenuhi cinta-Nya Allah SWT.
Selama ini aku mengatakan bahwa aku cinta kepada Allah, Allah adalah
kekasihku, tapi sesungguhnya masih ada selipan cinta manusia di hatiku. Dan
permadani doaku basah seketika karena pertolongan sahabatku yang merupakan bidadari
tanpa sayap. Aku menyadari bahwa saat ini Allah sedang menegurku, atau aku
merasakan kerinduan-nya. Karena apa? Karena selama ini aku tidak menggantungkan
100% cintaku kepada-Nya. Ibadah ku mungkin tidak 100% bertujuan kepada-Nya.
Masih ada selipan bertujuan meraih cinta kepada manusia. Astagfirruloh..
Kemudian dia
mengirimkan aku sebuah tulisan yang amat indah dari Mario Teguh
Kita tidak perlu merasa iri, ketika yang
lain pada sibuk berdandan dan merias diri untuk malam mingguan. Biarlah kita menyibukkan
diri dengan ibadah.
Kita tidak perlu merasa iri, ketika yang
lain sibuk dengan pasangannya kalau hanya untuk sekedar pacaran, Biarlah kita
menyibukkan diri untuk mengejar Ridha-Nya Azza Wa Jalla.
Kita tidak perlu merasa iri. Ketika yang
lain pada sibuk dengan buaian cinta yang belum halal. Biarlah kita menyibukkan
diri dengan untaian dzikirullah sebagai bukti cinta kita kepada-Nya.
Dan pada akhirnya kita tidak perlu merasa
ikut bersedih, ketika yang lain pada menangis karena dikecewakan cinta belum
halalnya. Biarlah hati kita larutkan dalam tangis karena mengingat banyaknya
dosa-dosa.
Memilih sendiri tak harus kesepian, Memilih
sendiri tak harus bersedih
Percayalah , pada suatu saat nanti masa
bahagia bakal datang juga kepada kita.
Jangan rendahkan dirimu dengan meratapi
kepergiannya. Buktukan bahwa hidupmu bisa baik tanpanya.
Sebelum engkau mengenalnya, hidupmu baik.
Sekarang saat tidak mengenalnya lagi-lagi hidupmu harus tetap baik.
Dalam perpisahan, yang baik diantaramu akan
berbahagia, yang berkhianat akan menyesal. Sabarlah, Yang lebih baik sedang
diatur pertemuannya denganmu. Engkau berhak bagi yang lebih baik
Alhamdulilah,
teguran demi teguran jadi akhir yang sangat indah. Dengan begini aku akan lebih
berhati-hati untuk menjaga pagoda kehormatan sebagai seorang muslimah. Tidak
melakukan segala sesuatu yang melanggar adabnya. Tidak terayu lagi dengan roman
picisan dan pujian seorang yang belum halal. Semoga istiqomah yah. Terimakasih
pertolongan lagi-lagi datang dari sahabatku “Sang Bidadari Syurgawi”. Terimakasih telah mengulurkan tanganmu
untuk membawa aku terbang kembali hijrah ke tempat yang penuh dengan cinta-Nya
Allah SWT. Semoga setiap hari banyak tameng yang kubuat berupa dzikurullah.
Semoga aku selalu berhias dengan pakaian istiqomah dan dilapisi dengan baja
yang berupa takwa. Semoga Allah selalu menempatkan dalam daftar kekasih-Nya,
orang pilihan-Nya, masuk ke dalam daftar cinta-Nya yang utama sahabatku.